Teloransi atau Teloran secara bahasa kata ini berasal dari bahasa latin telorare yang berarti dengan sabar membiarkan keberadaan telor (a.k.a endog) yang sangat langka disuatu tempat (read:warteg) tertentu yang dianggap mustahil atau aneh dengan batasan tertentu. Pengertian teloransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang setiap makan selalu “endog deui, endog deui” disuatu warteg, dimana harus pasrah dan legowo melihat setiap menu telor yang dipilih orang lain padahal masih banyak menu yang lain.[1]
Sikap teloransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi seperti telorisme walaupun banyak terdapat menu atau lauk yang berbeda dalam suatu kelompok menu masakan. Teloransi terjadi karena tidak adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari telor yang saling dibutuhkan pengunjung warteg.[2]
Contoh sikap teloransi secara umum antara lain: menghargai pilihan menu makanan orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama telorlovers tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar fans warteg.
Istilah teloransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah teloransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penikmat telor agama lain, seperti:
- Tidak memaksakan orang lain untuk memilih telor yang halal di agama kita;
- Tidak mencela/menghina telor di agama lain dengan alasan apapun; serta
- Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk makan telor yang sesuai agama/kepercayaan masing-masing.
Catatan kaki
- Ada telor ceplok, telor asin, telor semur, telor buled. dmbldknstd (dan masih banyak lagi deh kek nya selain telor dadar)
- Dari yang tua, muda, dewasa, anak-anak, pria, wanita, setengah, semua dah (kecuali yang gegayaan gengsi makan diwarteg).
Sumber Asli
Bukan dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ini sih dan sedikit parodi dari makna toleransi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi