Violla, Putri pertama gue..
Violla kecil yang sangat atraktif, tumbuh dan berkembang diberbagai kota, mengenal banyak adat dan kebiasaan orang-orang disekitarnya, yang tidak banyak diketahui kebanyakan anak-anak seusianya.
Dia adalah segalanya buat gue.
Tubuh kecil, dan keriting rambutnya, membuatnya sangat mudah dikenal kalangan sekitarnya. Unik dan periang, namun tak jarang juga rewel dan emosinya yang mudah meledak-ledak membuat ibu nya geregetan karena nya.
Masih teringat saat usianya baru setahun lebih, dan baru saja gue ajak merantau ke Jakarta. Saat itu baru sehari tinggal di Jakarta, Violla kecil dengan semangat euporianya datang menghampiri ditengah lelah sepulang kerja, katanya “Ayah pakyu..” sambil mengacungkan jari telunjuknya. Seketika gue hanya bisa menelan ludah, sambil beristighfar.
Kini hari-hari gue bersama Violla kecil menjadi sangat membingungkan, terkadang kami sangat akrab bersekutu melawan ibu nya. Terkadang kami pun seketika menjadi musuh yang hanya karena film frozen kesukaannya.
“Kaka, nanti kalau sudah besar ingin menjadi apa?” tanyaku suatu hari.
“Kaka mau jadi putri frozen” jawabnya penuh semangat.
Baiklah nak, saat kau besar nanti, ayahmu ini akan menjadi ayah tersulit yang ingin mengabulkan cita-cita anak nya.
Teruslah semangat nak, gapailah apa yang kau inginkan, jadikan semangatmu sebagai penyelut kobaran api kesuksesanmu. Biarkan jari mungil mu selalu menggenggam semua cita-citamu.
Teruntuk putriku tersayang, love you..